Mengelola Sumber Daya Air Ala KBA Keputih Surabaya
Media Online https://mohammadhasn598.blogspot.com/2018/12/mengelolah-sumber-daya-air-ala-kba.html
Oleh: Mohammad Hasan , 24 December 2018Kategori: Umum (http://mohammadhasn598.blogspot.com)

Mengelola Sumber Daya Air Ala KBA Keputih Surabaya

Suasana berbeda langsung terasa ketika memasuki gang menuju kampung Keputih. Hijau dan asri. Berbagai macam tanaman dan tumbuhan diletakkan sepanjang kanan dan kiri jalan setapak yang tidak terlalu lebar itu. Belum lagi di halaman depan rumah-rumah warga yang dihiasi berbagai macam bunga yang indah dan menawan. Semakin menambah ceria suasana hati pagi itu.

Sinar mentari pagi semakin tinggi, tetapi suasana kampung ini masih tetap terasa sejuk ketika saya berjalan kaki menyusuri jalan kampung ini semakin jauh ke dalam. Saya sudah membuat janji dengan Pak Tri, pembina Kampung Berseri Astra (KBA) Keputih, untuk bertemu pagi itu. Karena ini kunjungan pertama saya ke kampung Keputih yang permai ini, saya masih bingung dan harus bertanya-tanya kepada penduduk setempat untuk menemukan kediaman Pak Tri.

Sempat terabai dari pandangan, akhirnya saya dapat bertemu dengan Pak Tri di balai RT yang rindang dan nyaman. Ternyata Pak Tri sudah menunggu saya sejak dari tadi di depan balai RT yang dikelilingi banyak tumbuhan dan tanaman itu. “Tanaman ini semua dari Astra Mas, ada sekitar 6.000-an tanaman yang terdiri dari cabe, tomat, dan terong,” kata Pak Tri mengawali cerita pagi itu.

Kampung Keputih terpilih menjadi Kampung Berseri Astra sejak tahun 2013. Terdapat sekitar 77 kampung di seluruh Indonesia yang telah menjadi mitra Astra dalam menyalurkan program bantuan sosialnya untuk masyarakat. Ada empat program utama yang disasar Astra dalam mengembangkan kampung yang terpilih menjadi Kampung Berseri Astra (KBA) yaitu Lingkungan, Pendidikan, Kewirausahaan, dan Kesehatan.

Program pertama yang direalisasikan di kampung Keputih sebagai Kampung Berseri Astra pada tahun 2013 adalah program penghijauan lingkungan. Tidak kurang sekitar 6000-an bibit tanaman terdiri dari cabe, tomat, dan terong, Astra berikan untuk Kampung Keputih saat itu. Tanaman ini disebar di seluruh wilayah kampung Keputih supaya lingkungannya menjadi hijau dan asri.

Masih dalam program lingkungan hidup, astra kemudian juga membangunkan rumah kompos dan kebun toga untuk mendukung program penghijauan di Kampung Keputih ini. Selain itu Astra juga mendirikan Bank Sampah untuk mengelolah sampah-sampah plastik atau sampah an-organik lain yang sulit terurai dalam tanah supaya tidak mencemari lingkungan.

Sedangkan untuk program pendidikan Astra membentuk rumah pintar yang terdiri dari sentra kriya, sentra buku, sentra permainan, dan sentra komputer. Sentra kriya bertujuan memberikan pelatihan menjahit dan membuat karya kerajinan tangan dari kain yang bisa dijual atau disewakan untuk menambah penghasilan warga kampung Keputih. Sedangkan sentra buku adalah perpustakaan mini yang dapat digunakan anak-anak untuk meminjam dan membaca buku cerita.

Sentra komputer sebagai wadah untuk mengenalkan dan memberikan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi warga kampung Keputih. Di sini juga diajarkan penggunaan internet yang sehat dan cerdas untuk genarasi muda kampung Keputih. Kemudian sentra permainan adalah sarana pendidikan dan permainan untuk anak-anak. Anak-anak dikenalkan pada permainan-permianan tradisional dan permainan pengolah otak untuk mendukung tumbuh kembangnya.

“Ke depan kami ingin menjadikan kampung Keputih ini sebagai Kampung Wisata Mas,” cerita Pak Tri tentang rencana pengembangan kampung Keputih ke depannya. Konsep kampung wisata yang ingin ditonjolkan dari Kampung Keputih ini adalah atraksi-atraksi permainan tradisional yang dilakukan oleh warga sebagai nilai jual utama untuk membedakan dengan kampung wisata lain. Rancananya jalan-jalan di kampung Keputih akan ditutup seperti acara car free day sebagai tempat warga melakukan atraksi-atraksi permainan tradisional seperti egrang, dakon, gobak sodor, dll.

Selain program lingkungan hidup dan pendidikan, masih ada program kesehatan dan kewirausahaan. Program kesehatan rutin mengadakan posyandu untuk balita dan lansia. Sedangkan program kewirausahaan terwujud dalam bentuk UKM tempe, UKM laudry, dan UKM saridele.

Kemudian ada satu program kewirausahaan unggulan yang saat ini sedang dirintis oleh Pak Tri dan warga kampung Keputih, yaitu usaha Jamur Tiram. Menurut Pak Tri pengembangbiakan usaha jamur tiram ini sudah pernah diujicobakan, hanya saja belum secara massal baru sekitar 200 bibit Jamur Tiram saja yang ditanam. Dalam waktu dekat Pak Tri berencana melakukan pelatihan tata cara penanaman dan pengembangbiakan jamur tiram untuk warga kampung Keputih supaya program usaha Jamur Tiram ini dapat segera direalisasikan dalam skala yang lebih besar lagi.

Mengelola Sumber Daya Air Di Kampung Keputih

“Sejak pertama kali Astra masuk, warga sebenarnya sudah teriak ‘kami butuh air bukan tanaman,’” kata Pak Tri ihwal program Water Treatment Plant (WTP) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di Kampung Keputih.

Ketika program penghijauan dan penanaman bibit tumbuhan dilakukan pada pertengahan 2013 yang lalu, warga sempat mengeluh kesulitan air bersih untuk menyirami bibit tanaman tersebut. Hal itu tidak lepas dari kondisi musim saat itu yang sedang memasuki musim kemarau. Maka untuk mengatasi persoalan air bersih ini, Astra dengan senang hati membangunkan program WTP dan IPAL untuk warga kampung Keputih.

IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah program untuk memanfaatkan air bekas wudhu di Musholla kampung Keputih menjadi air yang lebih bermanfaat dan berdaya guna. Air bekas wudhu sebenarnya masih tergolong air yang bersih karena hanya digunakan untuk membasuh muka, tangan, dan kaki. Air bekas wudhu ini tidak tercampur bahan kimia dari sabun atau shampo seperti ketika mandi.

Pengolahan air bekas wudhu ini relatif mudah dan juga sederhana. Air bekas wudhu dari Musholla Kampung Keputih dialirkan ke bak penampungan yang ditanam dalam tanah. Dari bak penampungan itu air dipompa ke saluran penyaring air bersih yang berupa pasir dan karbon aktif. Kemudian air dialirkan ke jaringan kaporit yang berfungsi untuk menjernihkan air dan membunuh bakteri, virus, dan kuman dalam air.

Air dari saluran kaporit yang sudah bersih kemudian ditampung di tandon air bersih yang ada di atas atap Mosholla. Karena air bersih hasil dari program IPAL ini masih dalam skala kecil, maka airnya hanya dapat digunakan untuk menyiram bibit tanaman yang diberikan Astra pada program penghijauan lingkungan. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk kegiatan sehari-hari, warga mengandalkan air bersih yang dihasilkan dari Water Treatment Plant (WTP).

WTP tak ubahnya PDAM mini yang dikelola secara swadaya oleh warga kampung Keputih. Sumber air untuk WTP ini diambilkan dari aliran air sungai Jagir (sungai Londo) yang melintasi wilayah sebelah selatan kampung Keputih. Proses pengolahan air di WTP ini kurang lebih adalah sebagai berikut :
  1. Air dari sungai Jagir yang sudah disaring dari kotoran-kotoran dan benda-benda kotor lainnya dialirkan ke tangki penampungan air sementara.
  2. Dari tangki penampungan air sementara itu, air kemudian dipompa ke mesin utama Water Treatment Plant (WTP). Mesin utama WTP ini terdiri dari :
  • Bak koagulasi yang berfungsi sebagai tempat destabilisasi partikel koloid (biasanya berupa lumpur) yang banyak terkandung dalam air sungai atau air kotor yang lainnya.
  • Bak flokulasi untuk membentuk dan memperbesar flok yang terbentuk dari bak koagulasi.
  • Bak sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid (lumpur) yang sudah di-destabilisasi pada pada bak koagulasi dan bak flokulasi.
(Singkatnya bak sedimentasi ini berfungsi untuk memisahkan lumpur yang masih tersisa dari proses sebelumnya dengan air berdasarkan prinsip berat jenis. Berat jenis lumpur lebih berat dari pada berat jenis air)
  1. Setelah melewati bak sedimentasi air kemudian dialirkan ke unit filtrasi untuk menyaring air dengan media berbutir yang berupa pasir dan karbon aktif.
  2. Dari unit filtrasi air kemudian melewati tabung kaporit dan terakhir masuk ke tandon penampungan air bersih (reservoir).
Air yang ditampung dalam tandon air bersih (reservoir) inilah sebagai produk air bersih yang sudah layak konsumsi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga kampung Keputih.

Semangat Gotong Royong Warga Kampung Keputih

Kampung Keputih tidak serta-merta terpilih menjadi Kampung Berseri Astra. Sebelum program-program pemberdayaan kampung dari Astra ini masuk, warga kampung Keputih sudah terlebih dahulu merintis kampung yang bersih dan resik.

Warga kampung Keputih seakan abai dengan fakta bahwa letak kampung Keputih ini berdekatan dengan bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tetapi warga kampung Keputih tetap bersemangat dan antusias untuk membangun kampung yang indah dan cantik.

“Sejak awal tahun 2000-an warga kampung sudah mulai bersemangat bercocok tanam di sini Mas,” ujar Pak Tri tentang kebiasaan warga dalam menanam tanaman. Gayung pun bersambut, tahun 2005 pemerintah kota Surabaya kemudian meluncurkan program Surabaya Green and Clean, yaitu lomba kebersihan dan keindahan kampung untuk wilayah Surabaya.

Tak mau kalah, warga kampung Keputih sepakat untuk mengikutkan kampung mereka dalam lomba ini meskipun hanya berbekal semangat gotong royong dan kekompakan antar warga. Sekian tahun mengikuti lomba Surabaya Green and Clean ini, kampung Keputih biasanya hanya masuk nominasi 100 besar atau pun 50 besar.

Ternyata bekal semangat gotong royong dan kekompakan warga Keputih dalam membangun kampung ini, dikemudian hari menjadi nilai positif bagi Astra untuk memilihnya menjadi penerima program Kampung Berseri Astra.

Bak dapat durian runtuh, pertengahan tahun 2013 program penghijauan dari Astra mulai direalisasikan. Selang beberapa waktu kemudian, proses penjurian dan evaluasi program Surabaya Green and Clean di kampung Keputih juga dilaksanakan.

“Alhamdulillah Mas, sesuai namanya Kampung Berseri Astra, sejak tahun 2013 Kampung Keputih menjadi kampung yang benar-benar berseri, setelah menerima program penghijauan dari Astra dan memenangkan lomba Surabaya Green and Clean,” pungkas Pak Tri menutup cerita tentang sejarah kampung Keputih siang itu.