Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori Andespin
Oleh: Amelia Solekha , 2023-10-31 13:25:09Kategori: Umum (https://www.idntimes.com/amelia-solekha#)Media Online
https://www.idntimes.com/life/inspiration/amelia-solekha/konservasi-laut-david-hidayat-pelopori-andespin-c1c2?page=all

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori Andespin

Sadarkan pentingnya kelangsungan hidup biota laut dan hutan mangrove
 

Berbekal kecintaannya terhadap kampung halaman, seorang laki-laki berdarah Minang bernama David Hidayat atau lebih dikenal sebagai David Andespin rela memupuskan harapan orangtuanya demi memberikan dampak positif pada kampung halamannya yang berlokasi di Desa Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Bagaimana tidak, laki-laki tamatan Universitas Bung Hatta di Fakultas Kelautan dan Ilmu Perikanan ini seharusnya memiliki pekerjaan di kota sesuai keinginan orangtuanya ketimbang melakukan gerakan aksi sosial di kampungnya sendiri yang dianggap tidak memberikan penghasilan.

Kerisauan David Hidayat akibat kerusakan yang terjadi di Bumi Pertiwi, terkhusus lautan, membuatnya tergerak untuk memperbaiki dan mempertahankan kelangsungan biota laut. Padatnya sampah yang mengotori daratan maupun lautan, terutama pencemaran laut seperti masuknya bahan kimia, pembuangan limbah dan unsur radioaktif, serta banyak faktor lainnya, menimbulkan kerusakan pada terumbu karang dan biota laut. Di samping itu, perubahan iklim, cahaya, dan nutrisi, membuat terumbu karang makin memutih.

Tak ingin mengutuki keadaan yang telah terjadi, David pun segera mengambil aksi nyata untuk melestarikan alam semesta, terutama laut pesisir selatan di kampung halamannya sendiri.

Keluh kesah saja tidak akan bisa mengubah keadaan. Itu sebabnya dia memulainya dari hal kecil dahulu. Ya, berkat minatnya akan lautan dan menyelam, David pun membentuk gerakan Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) yang ia gagas pada 2014, tepat hampir 10 tahun silam. Dengan ketulusan hati dan kerja keras, David berkesempatan menjadi salah satu pemenang penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2022 di Bidang Lingkungan. Jadi, apa itu sebenarnya Andespin dan program-program apa yang diusung David Andespin untuk kelestarian laut di desanya?

1. Niat baiknya untuk memperbaiki dan melestarikan desa dan laut, tertunda karena kesibukannya sebagai mahasiswa

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori Andespinpotret David Hidayat saat menyelam (instagram.com/andespindeepwestsumatera)
 
 
 
 

Laki-laki ini lahir pada 28 Agustus 1987 di kawasan pesisir pantai. Fakta tersebut tentunya membuat sosok bernama David Hidayat tidak bisa tidak untuk jatuh cinta dengan lautan. Hobi menyelam yang ia lakoni sejak kecil pun ia teruskan hingga masuk ke perguruan tinggi. Meski David harus merantau ke Kota Padang setelah lulus sekolah dasar, rasa cintanya terhadap kampung halaman tak hilang begitu saja.

Setelah membentuk klub selam di kampung halamannya sendiri, David menyadari banyak kerusakan yang terjadi di laut Desa Sungai Pinang. Mulai dari sampah plastik yang ditemuinya, memutihnya terumbu karang, abrasi pantai, rusaknya hutan mangrove, dan berkurangnya penghasilan mayoritas nelayan di desanya. Dari sinilah David tergerak untuk mengatasi permasalahan tersebut sejak awal-awal masa kuliah. Akan tetapi, niat baiknya tertunda karena ia masih terlalu sibuk dengan tugas dan rentetan aktivitas kampus pendidikan lainnya.

2. Tak direstui keluarga hingga sinisnya tanggapan masyarakat sekitar

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori Andespinanggota Andespin saat menanam bibit mangrove (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

"Waktu itu, awal mula saya memutuskan membuat program di desa Nagari Sungai Pinang itu sebenarnya cuma modal nekat aja," terang David Hidayat dalam sebuah kesempatan sesi tanya-jawab.

Pada 2014 rencananya mulai terealisasikan. David mengajak teman-teman kampusnya untuk menganalisis kerusakan lingkungan dan mendata potensi apa saja yang bisa ia perbuat untuk mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya abrasi pantai yang berdampak pada masyarakat sekitar. Sayangnya, tidak semua orang setuju, termasuk keluarganya sendiri.

Pergolakan dan perbedaan pendapat dengan keluarganya membuat David sempat tak dapat restu di awal. Ditambah lagi tanggapan masyarakat yang begitu sinis dengan kegiatan yang dilakukan David. Pasalnya, sangat sulit untuk mengubah stigma masyarakat yang sudah melekat, kecuali lewat berjalannya waktu serta dampak positif yang mulai dirasakan masyarakat sekitar. 

3. Mulai diterima masyarakat berkat programnya bersama perangkat desa

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori AndespinDavid Hidayat saat melakukan penyuluhan (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Penolakan tak menggertakkan kobaran semangat David untuk tetap menggali potensi desanya dan melakukan konservasi laut. Bermodal nekat, David mulai mewujudkan rencananya meskipun dengan keterbatasan dana. Dia meyakini dan ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa dia bisa menghadirkan kegiatan positif di desanya.

Seiring berjalannya waktu, pada 2016 setamat kuliah, David langsung direkrut oleh perangkat desa Nagari Sungai Pinang untuk memelopori berbagai program dan mulai memerdayakan masyarakat lewat program konservasi lautnya. David menyiapkan perangkat selam bagi masyarakat sekitar untuk monitoring kondisi laut di desanya. Masyarakat pun mulai melek dengan kerusakan yang terjadi, terutama pada terumbu karang.

"Kita sadar kita gak bisa bekerja sendiri. Jadi, kita butuh kelompok untuk melakukan program yang positif ini," tegas David Hidayat seraya percaya diri.

Respons masyarakat pun semakin positif dengan posisi David yang menjabat sebagai perangkat desa. Belum lagi, kegiatan-kegiatannya juga memberikan dampak yang baik bagi desa. Bergegaslah David untuk mengubah stigma masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan di desanya. 

4. Kerusakan laut akibat perilaku masyarakat sendiri

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori AndespinDavid Hidayat saat memonitoring terumbu karang (instagram.com/andespindeepwestsumatera)
 
 

Kerusakan laut bukan saja diakibatkan dari sampah, limbah, maupun perubahan iklim. Akan tetapi, perilaku masyarakat juga memengaruhi. Salah satunya kegiatan para nelayan di desanya saat menangkap ikan (destructive fishing) dengan bom ikan atau bahan beracun. Masyarakat juga belum terlalu menyadari fungsi dan pentingnya hutan mangrove.

"Saya melihat ada lahan dan lokasi-lokasi di Nagari Sungai Pinang yang mengalami status kritis, terutama hutan mangrovenya. Pohon-pohon mangrovenya mungkin dibuat untuk bangun rumah atau perahu oleh masyarakat. Tapi, kita tidak ingin menyalahkan masyarakat dan berusaha untuk memperbaiki itu," jelas David Hidayat dengan sikap progresifnya.

David mulai memberikan edukasi dan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dengan pendekatan persuasif. Dia memperingatkan bahwa laut adalah sumber kehidupan masyarakat di desanya. Oleh sebab itu, laut sangat penting, bahkan untuk mata pencarian masyarakat Nagari Sungai Pinang yang mayoritas adalah nelayan dan petani. Banyak masyarakat yang perlahan mulai paham dan mengubah perilakunya. Mereka pun mulai bergabung dengan beragam kegiatan Andespin.

5. Program utama Andespin

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori Andespinpotret David Hidayat dan salah satu ibu rumah tangga di desanya yang mengikuti program menanam mangrove (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

"Bukankah menanam pohon itu lebih baik daripada mengutuk abrasi, erosi, dan polusi." tulisnya dalam salah satu unggahan Instagram pribadinya saat menanam pohon kaliandra (sejenis tanaman penghijauan serta sumber pakan ternak), pada Agustus 2022 silam.

Berangsur masyarakat mulai bergabung dengan program-program Andespin. Lapisan masyarakat yang bergabung pun mulai beragam. Selain itu, Andespin juga berkolaborasi dengan pejabat, perusahaan, dan mahasiswa. Dari kolaborasi ini, akhirnya Andespin banyak mendapatkan jalur pendanaan untuk mengaktifasi program-programnya.

Program utama yang diusung Andespin sendiri adalah penanaman bibit mangrove jenis rhizophorapropagul, serta terumbu karang. Ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak setempat dilibatkan dalam penanaman. Hutan mangrove biasanya akan ditanam di dekat terumbu karang yang rusak.

Untuk penanaman terumbu karang sendiri, David membuat rak-rak dari besi atau dari cetakan beton untuk wadah terumbu karang. Setelah ditanam, setiap bulan David dan kawan-kawannya akan melakukan monitoring untuk membersihkan terumbu karang dari sedimen-sedimen yang berpotensi merusaknya. Pada tahun 2019, Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri mewadahi lokasi dengan luas 5,3 hektar untuk penanaman terumbu karang.

6. Program-program pendukung Andespin

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori Andespinanak-anak dalam rumah belajar Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Selain penanaman mangrove dan terumbu karang, Andespin juga memiliki program-program lain. Salah satu programnya adalah mengajak anak-anak desa belajar di Rumah Belajar Andespin. Ada juga pelatihan selam untuk masyarakat. Nantinya, masyarakat yang sudah lulus pelatihan bakal mendapatkan sertifikat menyelam. 

Program merawat penyu yang bekerja sama dengan salah satu relawan dari Belanda juga sempat dilakukan Andespin. Sempat juga ada kegiatan pelatihan olahan produk ikan yang diikuti 20 ibu-ibu PKK di desanya. Kegiatan ini digagas oleh Fakultas Sains Universitas Nahdatul Ulama yang bekerja sama dengan pemerintah Nagari Sungai Pinang di base camp Andespin.

Ada pula program pelatihan pembuatan batik dan kopi mangrove yang digagas oleh direktorat pendayagunaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Uniknya, pewarnaan batik dibuat dari pohon mangrove, sementara kopi dibuat dari buah pohon mangrove. Batik yang dihasilkan pun merupakan batik tulis bermotif bahari. Selain itu, masih banyak lagi program-program lain yang tentunya meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa di Nagari Sungai Pinang. 

7. Pemberdayaan masyarakat dengan prinsip ekologis--ekonomi

Ajak Masyarakat Konservasi Laut, David Hidayat Pelopori AndespinDavid Hidayat dan ketua batik mangrove memamerkan batiknya (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Setelah adanya pemberdayaan masyarakat dan kesadaran masyarakat untuk melindungi serta melestarikan ekosistem laut melalui gagasan dan program-program Andespin, masyarakat pun mulai menerima banyak manfaat. Selain itu, peresmian jalan menuju desa Nagari Sungai Pinang oleh Presiden Jokowi pada 2017 lalu membuat akses ke Desa Nagari Sungai Pinang lebih mudah dijangkau oleh para wisatawan. Tak hanya wisatawan domestik, wisatawan asing pun mulai banyak berdatangan ke kawasan ini.

Para wisatawan bahkan membantu program yang sedang dikerjakan Andespin, seperti pembibitan mangrove, penanaman terumbu karang, hingga membatik. Ada pula kegiatan para mahasiswa dan dosen yang melakukan penelitian di pesisir ini. David sangat bersyukur berkat kehadiran Andespin kini makin banyak masyarakat yang terlibat kegiatan positif sekaligus membantu perekonomian warga.

Sayangnya, hanya ada enam anggota aktif Andespin saat ini yang telah memiliki sertifikat menyelam. David Hidayat berharap ke depannya akan ada lebih banyak bibit-bibit baru yang melanjutkan visi misinya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekaligus program positif yang telah berlangsung. Dia juga berharap agar pemerintah lebih mendukung pegiat-pegiat kolektif sosial seperti Andespin ini.

"Harapan kita kepada pemerintah itu kita butuh pendamping dan pembinaan terpadu ke depannya karena misi kita juga mempermudah pekerjaan pemerintah terkait masalah lingkungan," ungkap David Hidayat penuh harap.

Pengorbanan David Hidayat hingga merelakan kerja di kota demi mengelola kampungnya ini menawarkan asa kepada masyarakat dan lingkungan di desanya. Memang sudah sepatutnya David Hidayat memenangi penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 di Bidang Lingkungan. Semoga makin banyak generasi baru yang mengilhami gelora David Hidayat atas kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar ini, ya!